LAMAN

Minggu, 04 November 2012

ARTIKEL



SEJARAH TARI TURONGGO YAKSO

Seni tari jaranan Turonggo Yakso berasal dari daerah Jawa Timur, tepatnya Daerah Tingkat Dua Kabupaten TRENGGALEK. Cerita terjadinya Tari Jaranan Turonggo yakso adalah sebagai berikut:
Upacara adat Baritan telah  melahirkan ide untuk memprojeksikan kembali berbagai sentuhan estetis kesenian jaranan yang ada pada upacara baritan tsb pada wujud baru, yaitu tari Turonggo Yakso Trenggalek yang diwarnai dengan mayoritas budaya masyarakat agraris memberikan peluang kehidupan kesenian jaranan. Diwilayah kecamatan dongko, terletak didaerah pegunungan Trenggalek, terdapat upacara adat baritan yang hidup turun temurun, hingga upacara tsb menjadi sebagian dari kehidupan masyarakat yang ada diwilayah tersebut.
Kehidupan sehari hari yang lebih dominan pada sector pertanian dan perdagangan mengkondisikan upacara adapt baritan tersebut sebagai salah satu bagian kehidupan yang diselenggarakan secara rutin sebagai media komunikasi terhadap tuhan yang maha esa. Upacara baritan adat tersebut diselenggarakan setiap tahun pada bulan Syura(Muharam) dengan hari dan tanggal yang ditentukan oleh sesepuh(Pawang) yakni orang yang dianggap menguasai tentang hal tsb. petani pemilik rojo koyo berkumpul sambil membawa perlengkapan sesaji berupa ambeng dan longkong dan membawa tali yang dibuat dari bambu yang disebut dadung. Waktu upacara diselengggarakan siang hari sekitar pukul 11 WIB , para petani sudah istirahat dalam mengerjakan sawah dan ladangnya.
Karena upacara itu dilaksanakan bubar ngarit tanduran, maka diberi nama Baritan( menurut mbah Karto sentono). Setelah upacara selesai diteruskan dengan pentas kesenian langen Tayub ditempat bekas tumpukan dhadhung tadi. Dhadhung yang telah dimanterai dibagikan kepada pemilik semula dan disimpan yang baik diatas pogo. Dengan menyimpan dhadhung tersebut , atas berkat Tuhan Yang Maha Esa, hewannya akan terhindar dari gangguan malametaka dan penyakit.Namun upacara baritan tersebut pada bebrapa tahun yang lalu sudah ditinggalkan oleh masyarakat pendukungnya. Untuk melestarikan uparacara pada tahun 1971 penilik kebudayaan( Bapak Sutyono) beserta seninam berusaha menciptakan suatu bentuk tari yang bisa mendatangkan masyarakat tanpa diundang, yaitu tari jaranan. Didalam melaksanakan upacara adat baritan yang dulu hiburannya langen Tayub, diganti kesenian jaranan, karena kesenian jaranan dianggap sangat cocok untuk.
Berangkat dari kesenian jaranan yang terdapat pada upacara adat Baritan tsb melahirkan ide untuk memprojeksikan kembali berbagai sentuhan estetis kesenian jaranan yang ada pada upacara baritan tsb pada wujud baru, yaitu tari Turonggo Yakso.

PERLENGKAPAN KOSTUM
            Tata rias dalam tari ini hanya dilakukan oleh para penari, baik penari putrid maupun penari putra. Untuk para penari putri dan para penari putra merias wajah agar dapat menimbulkan efek terkesan tampan dan jantan, seperti menebalkan alis, memerahkan bibir, membuat kumis, jambang dan jenggot dengan menggunakan pensil alis, memakai bedak muka dan pemerah pipi.
            Busana yang dipakai dalam Tari Turonggo Yakso mempunyai bentuk sederhana, dengan tujuan agar lebih mudah saat dipakai, yang praktis, lebih longgar agar mudah bergerak. Penari menggunakan iket, dan tidak mengenakan asesoris apapun.
            Rincian tata busananya adalah, bagian bawah celana 3/4 dan atas baju panjang dengan warna mencolok dengan rompi yang warnanya kontras dengan bajunya ataupun para penari dapat bertelanjang dada. Pada bagian bawah dililitkan jarit sampai pada atas lutut kedua ujungnya dilipat menyerupai dasi pada bagian bawah dan slayer dikaitkan pada lipatan jarit. Kemudian, untuk para penabuh gamelan menggunakan beskap bercelana panjang dan mengenakan blangkon.
            Perlengkapan tari yang dikenakan antara lain pecut (cambuk), barongan/ caplokan, kucingan, dan celengan. Pecut atau cambuk adalah cambuk yang terbuat dari bamboo yang dikepang memanjang dan mengecil di bagian ujungnya. Barongan adalah penggambaran dari raksasa, yaitu dengan kepalanya yang terbuat dari kayu berwajah buto yang lengkap dengan asesorisnya dan disambung dengan kain panjang berwarna hitam yang digunakan penari barong menutupi wajah dan sebagian tubuh mereka. Kucingan terbuat dari kulit lembu dan diberi hiasan rumbai-rumbai yang terbuat dari tali rafia. Dan celengan juga terbuat dari kulit lembu yang berbentuk seperti celeng (babi hutan) tanpa kaki dan ekor dan berwajah seperi celeng (babi hutan). Dan pada hal inilah yang membedakan tari jaranan Turonggo Yakso dengan tari yang lain ataupun tari jaranan yang lain. Perberdaan dan sekaligus kekhasan tari jaranan Turonggo Yakso yaitu terletak pada bentuk kuda kepang yang digunakan, terbuat dari kulit sapi/kerbau dengan gambar kepala raksasa berambut lebat.

Gamelan yang Mengiringi
1.      Kendhang: terbuat dari kulit hewan (sapid an kambing)
2.      Gong, ada dua macam gong:
-          Gong ageng (besar) dan
-          Gong suwukan atau gong siyem yang berukuran sedang
3.      Kenong: merupakan satu set instrument jenis mirip gong berposisi horizontal, ditupangkan pada tali yang ditegangkan pada bingka kayu.
4.      Gambang: instrument dibuat dari bilah-bilah kayu dibingkai pada gerobogan yang juga berfungsi sebagai resonator
5.      Sompret: alat musik tiup tradisional

Fungsi dan Peran
Sebagai tari tradisional, tari Turonggo Yakso dipercaya sebagai ritual untuk mengusir marabahaya dan keangkaramurkaan yang menyerang desa masyarakat sekitar. Selain itu, Tari Turonggo Yakso juga merupakan kesenian tradisional khas Trenggalek yang berasal dari masyarakat Dongko. Berkat property yang dianggap merupakan symbol seni yang mempunyai keindahan serta kekuatan tersendiri, maka property tari turonggo yakso yang terbuat dari kulit kerbau dengan bentuk visual terdiri atas badan kuda dan kepala raksasa tersebut makin popular sebagai property tari jaranan khas Trenggalek.
            Dalam setiap tahunnya di Kabupaten Trenggalek diadakan lomba dan pementasan dari kesenian tersebut. Dari kegiatan tersebut berbagai upaya mencari bentuk baru terjadi pada setiap penyajian oleh grup-grup jaranan. Ragam gerak baru bermunculan setiap saat pada waktu berpentas. Meskipun pada mulanya Jaranan Turonggo Yakso tersebut bermula dari daerah Dongko, namun perkembangannya diluar sangat pesat.

Sinopsis Tari Turonggo Yakso
Upacara adat Baritan telah  melahirkan ide untuk memprojeksikan kembali berbagai sentuhan estetis kesenian jaranan yang ada pada upacara baritan tsb pada wujud baru, yaitu tari Turonggo Yakso Trenggalek yang diwarnai dengan mayoritas budaya masyarakat agraris memberikan peluang kehidupan kesenian jaranan. Diwilayah kecamatan dongko, terletak didaerah pegunungan Trenggalek, terdapat upacara adat baritan yang hidup turun temurun, hingga upacara tsb menjadi sebagian dari kehidupan masyarakat yang ada diwilayah tersebut.
Karena upacara itu dilaksanakan bubar ngarit tanduran, maka diberi nama Baritan( menurut mbah Karto sentono). Setelah upacara selesai diteruskan dengan pentas kesenian langen Tayub ditempat bekas tumpukan dhadhung tadi. Dhadhung yang telah dimanterai dibagikan kepada pemilik semula dan disimpan yang baik diatas pogo. Dengan menyimpan dhadhung tersebut , atas berkat Tuhan Yang Maha Esa, hewannya akan terhindar dari gangguan malametaka dan penyakit.Namun upacara baritan tersebut pada bebrapa tahun yang lalu sudah ditinggalkan oleh masyarakat pendukungnya. Untuk melestarikan uparacara pada tahun 1971 penilik kebudayaan( Bapak Sutyono) beserta seninam berusaha menciptakan suatu bentuk tari yang bisa mendatangkan masyarakat tanpa diundang, yaitu tari jaranan. Didalam melaksanakan upacara adat baritan yang dulu hiburannya langen Tayub, diganti kesenian jaranan, karena kesenian jaranan dianggap sangat cocok untuk.
Berangkat dari kesenian jaranan yang terdapat pada upacara adat Baritan tsb melahirkan ide untuk memprojeksikan kembali berbagai sentuhan estetis kesenian jaranan yang ada pada upacara baritan tsb pada wujud baru, yaitu tari Turonggo Yakso.

1 komentar: